Lihatprofil Nabila Anita Sari di LinkedIn, komunitas profesional terbesar di dunia. Nabila mencantumkan 5 pekerjaan di profilnya. Civil Cervant di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Banten, Indonesia 203 koneksi. Biar nanti suatu saat -kalau punya umur panjang-, bisa cerita ke anak cucu Punya Bucket List buat main ke
Cerita dongeng anak pendek legenda Sari Bulan adalah dongeng rakyat yang berasal dari Nusa Tenggara Barat. Kisah ini dipercaya masyarakat dan diceritakan secara turun temurun. Selamat membaca. Cerita Dongeng Anak Pendek NTB Kisah Sari Bulan Tersebutlah pada suatu malam, Datu Panda’i, anak raja di Sumbawa timur bermimpi. Dalam mimpinya, ia menikahi seorang putri cantik bernama Sari Bulan. Atas dasar mimpi tersebut, Datu Panda’i berangkat dari istana hendak mencari Sari Bulan dengan diiringi para prajuritnya. Singkat cerita, Datu Panda’i bertemu Sari Bulan dan langsung mempersuntingnya. Pada suatu hari, Datu Panda’i bersama istrinya akan kembali ke Sumbawa. Sebelum pergi, mertuanya berpesan agar mereka tidak singgah di Pulau Dewa, sebab pulau itu merupakan sarang para jin, setan, dan iblis. Keesokan harinya, rombongan Datu Panda’i berlayar menuju Sumbawa. Ketika melalui Pulau Dewa, Sari Bulan yang sedang mengidam ingin memakan daging menjangan. Kasihan melihat istrinya, ia lupa akan pesan si mertua. Datu Panda’i dan awak kapal turun berburu menjangan, tetapi Sari Bulan ditinggalkan sendirian dalam perahu. Kunti, pelayan iblis, segera menyergap Sari Bulan dan mencungkil kedua matanya, kemudian dijatuhkan ke laut. Untunglah, rambutnya yang panjang tersangkut pada kemudi. Setelah itu, Kunti mengenakan pakaian dan perhiasan Sari Bulan. Datu Panda’i nampak terkejut melihat muka istrinya yang buruk dan perutnya mengempis. Cerita Dongeng Anak Pendek Sementara itu, Sari Bulan yang ikut terseret di buritan, terselamatkan oleh seekor kerang raksasa, sehingga terdampar di tepi pantai. Namun, kerang raksasa itu mati kelelahan. Dalam keadaan tidak sadarkan diri, Sari Bulan melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Aipad. Selanjutnya, ia menjadikan kulit kerang raksasa tadi sebagai tempat berlindung. Untuk menyambung hidup, mereka melakukan matila meminta-minta kepada orang lain. Suatu ketika, Aipad meminta-minta kepada Tangko, seorang nelayan yang kembali dari melaut. Tangko memberi Aipad ikan paling besar hasil tangkapannya. Lalu Aipad pulang ke rumah dan memberikan ikan itu kepada ibunya. Ajaib, ketika membelah perut ikan, Aipad menemukan kedua biji mata ibunya. Lalu, dipasangkan kembali sehingga ibunya dapat melihat seperti semula. Selanjutnya, Aipad dan Sari Bulan mengabdi kepada keluarga Tangko. Tangko sangat menyayangi Aipad. Ia kemudian membelikannya seekor anak kuda pacuan yang bagus. Pada suatu hari tersebar kabar, bahwa Datu Panda’i akan menggelar lomba pacuan kuda. Aipad merasa tertarik dengan kabar tersebut. Ia meminta izin pada ibunya dan Tangko. Aipad pun berangkat hendak mengikuti lomba pacuan kuda. Dalam hatinya sangat berharap untuk memenangkan lomba. Dalam perlombaan itu, banyak yang ikut lomba dan kuda-kudanya tampak perkasa. Tetapi Aipad tidak gentar. Ia berkeras hati untuk memenangkan lomba. Tidak disangka, kuda Aipad akhirnya menjadi pemenangnya. Sangat girang hatinya. Ia kembali pulang dengan kabar gembira. Ibunya bersuka cita dan bangga terhadap anaknya. Suatu hari Aipad diundang ke istana untuk menerima mahkota kerajaan sebagai hadiahnya. Aipad datang bersama Sari Bulan dan keluarga Tangko. Begitu melihat Sari Bulan, Datu Panda’i langsung dapat mengenali istrinya dan memeluknya penuh haru. Aipad adalah putra mahkota yang selama ini hilang. Kemudian Aipad diangk at menjadi raja menggantikan ayahnya yang telah tua. Ketiganya berkumpul kembali dengan bahagia. Raja Aipad mengubah nama kerajaan menjadi Kerajaan Tangko. Sementara itu, Kunti yang jahat dikurung dalam sebuah sumur yang sangat dalam. Pesan moral dari Cerita Dongeng Anak Pendek NTB Kisah Sari Bulan adalah kebaikan senantiasa akan mengalahkan keburukan. Ketabahan don kesabaran menjalani hidup dalam keadaan apa pun akan membuahkan hasil yang baik. Pandai-pandailah mensyukuri nikmat Tuhan, sebab kebahagiaan akan datang tanpa kita duga. Navigasi pos
KegiatanUjian Berbasis Komputer di Lab. Komputer MAN 3 Lombok Tengah. Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template. Jumat, 08 Januari 2021. Cerita dongeng anak pendek legenda Sari Bulan adalah dongeng rakyat yang berasal dari Nusa Tenggara Barat. Kisah ini dipercaya masyarakat dan diceritakan secara turun temurun. Selamat membaca. Cerita Dongeng Anak Pendek NTB Kisah Sari Bulan Tersebutlah pada suatu malam, Datu Panda’i, anak raja di Sumbawa timur bermimpi. Dalam mimpinya, ia menikahi seorang putri cantik bernama Sari Bulan. Atas dasar mimpi tersebut, Datu Panda’i berangkat dari istana hendak mencari Sari Bulan dengan diiringi para prajuritnya. Singkat cerita, Datu Panda’i bertemu Sari Bulan dan langsung mempersuntingnya. Pada suatu hari, Datu Panda’i bersama istrinya akan kembali ke Sumbawa. Sebelum pergi, mertuanya berpesan agar mereka tidak singgah di Pulau Dewa, sebab pulau itu merupakan sarang para jin, setan, dan iblis. Keesokan harinya, rombongan Datu Panda’i berlayar menuju Sumbawa. Ketika melalui Pulau Dewa, Sari Bulan yang sedang mengidam ingin memakan daging menjangan. Kasihan melihat istrinya, ia lupa akan pesan si mertua. Datu Panda’i dan awak kapal turun berburu menjangan, tetapi Sari Bulan ditinggalkan sendirian dalam perahu. Kunti, pelayan iblis, segera menyergap Sari Bulan dan mencungkil kedua matanya, kemudian dijatuhkan ke laut. Untunglah, rambutnya yang panjang tersangkut pada kemudi. Setelah itu, Kunti mengenakan pakaian dan perhiasan Sari Bulan. Datu Panda’i nampak terkejut melihat muka istrinya yang buruk dan perutnya mengempis. Cerita Dongeng Anak Pendek Sementara itu, Sari Bulan yang ikut terseret di buritan, terselamatkan oleh seekor kerang raksasa, sehingga terdampar di tepi pantai. Namun, kerang raksasa itu mati kelelahan. Dalam keadaan tidak sadarkan diri, Sari Bulan melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Aipad. Selanjutnya, ia menjadikan kulit kerang raksasa tadi sebagai tempat berlindung. Untuk menyambung hidup, mereka melakukan matila meminta-minta kepada orang lain. Suatu ketika, Aipad meminta-minta kepada Tangko, seorang nelayan yang kembali dari melaut. Tangko memberi Aipad ikan paling besar hasil tangkapannya. Lalu Aipad pulang ke rumah dan memberikan ikan itu kepada ibunya. Ajaib, ketika membelah perut ikan, Aipad menemukan kedua biji mata ibunya. Lalu, dipasangkan kembali sehingga ibunya dapat melihat seperti semula. Selanjutnya, Aipad dan Sari Bulan mengabdi kepada keluarga Tangko. Tangko sangat menyayangi Aipad. Ia kemudian membelikannya seekor anak kuda pacuan yang bagus. Pada suatu hari tersebar kabar, bahwa Datu Panda’i akan menggelar lomba pacuan kuda. Aipad merasa tertarik dengan kabar tersebut. Ia meminta izin pada ibunya dan Tangko. Aipad pun berangkat hendak mengikuti lomba pacuan kuda. Dalam hatinya sangat berharap untuk memenangkan lomba. Dalam perlombaan itu, banyak yang ikut lomba dan kuda-kudanya tampak perkasa. Tetapi Aipad tidak gentar. Ia berkeras hati untuk memenangkan lomba. Tidak disangka, kuda Aipad akhirnya menjadi pemenangnya. Sangat girang hatinya. Ia kembali pulang dengan kabar gembira. Ibunya bersuka cita dan bangga terhadap anaknya. Suatu hari Aipad diundang ke istana untuk menerima mahkota kerajaan sebagai hadiahnya. Aipad datang bersama Sari Bulan dan keluarga Tangko. Begitu melihat Sari Bulan, Datu Panda’i langsung dapat mengenali istrinya dan memeluknya penuh haru. Aipad adalah putra mahkota yang selama ini hilang. Kemudian Aipad diangk at menjadi raja menggantikan ayahnya yang telah tua. Ketiganya berkumpul kembali dengan bahagia. Raja Aipad mengubah nama kerajaan menjadi Kerajaan Tangko. Sementara itu, Kunti yang jahat dikurung dalam sebuah sumur yang sangat dalam. Pesan moral dari Cerita Dongeng Anak Pendek NTB Kisah Sari Bulan adalah kebaikan senantiasa akan mengalahkan keburukan. Ketabahan don kesabaran menjalani hidup dalam keadaan apa pun akan membuahkan hasil yang baik. Pandai-pandailah mensyukuri nikmat Tuhan, sebab kebahagiaan akan datang tanpa kita duga.
SyiarLebai Sandar di Bandar Debur ombak menghantam bibir pantai. Bergulung-gulung mengayun buih putih yang bergolak. Berkejaran seakan berlomba siapa yang lebih dulu tiba di pantai. Sebagian terseret di hamparan pasir yang landai. Sebagian lagi pecah saat menghantam batu karang. Ombak kian menderu beradu dengan keramaian di pantai itu.
Penelitian ini adalah sebuah studi untuk mendeskripsikan struktur cerita dan nilai edukatif yang terdapat di dalam cerita rakyat Sumbawa. Cerita rakyat yang digunakan dalam penelitian yakni 1 “Tanjung Menangis”, 2 “Buen Lajendre”, 3 “Sari Bulan”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis isi content analysis yang berfokus pada satu sasaran subjek, yaitu cerita rakyat Sumbawa. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan wawancara sejumlah dianalisis menggunakan teknik cuplikan sampling yaitu dengan teknik purposive sampling. Data kemudian dianalisis dengan pendekatan struktural dan analisis model interaktif interactive model of analysis.Hasil penelitian menunjukkan struktur yang sederhana dan amanat yang terkandung dalam cerita rakyat Sumbawa cukup bervariasi. Nilai edukatif yang terdapat di dalam ketiga cerita rakyat Sumbawatersebut antara lain nilai edukatif moral, nilai edukatif adat tradisi, nilai edukatif agama religi, nilai edukatif sejarah historis dan nilai kepahlawanan. Kata kunci analisis wacana, cerita rakyat, Sumbawa, nilai edukatif, kajian struktural. To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the author.... This is in line with the results of the study Safitri et al. 2022, related to the lack of Sumbawa folklore books as learning media for elementary school students. Likewise according Nurjadin 2020, Folklore books presented in the form of Sumbawa folklore books already exist but contain only writing without clear pictures. In response to this, it is necessary to carry out an innovation that can produce picture story books and can be integrated in learning Surachman, 2020. ...Ida Bagus Kade GunayasaI Ketut WidiadaMoh. Irawan Zain Lalu Wira Zain AmrullahThe Sumbawa folklore book is currently a story book whose existence is not well identified. This can be proven by the fact that there are not many Sumbawa folklore books that can be used in learning at school or stored in the national library. In this regard, this study aims to design a digital storybook model, determine readability and determine the feasibility of digital Sumbawa folk stories that were tested on fifth grade students at Gusus 2 Elementary School, Sumbawa Besar. The method used in this study is Research and Development using the ADDIE model. The results of each stage of the research are detailed as follows; 1 at the analysis stage from the observations it was found that the use of folklore books was limited to limited printed textbooks and had not yet used storybooks in digital form, 2 at the design stage an update of the storybook model was produced from the printed version to the digital version as well as improving the display quality such as improvements visual, 3 at the development stage changes the shape of the cover image, adding color to the character of the character which was previously black and white, adjusting the vocabulary and story content which is then assessed by media experts and material experts with a feasibility level of and , 4 in the implementation stage which involved respondents from teachers and students produced a feasibility level of 91% and 98%, 5 the final stage, namely the evaluation stage by reviewing all the results obtained so that it can be concluded that the use of Sumbawa folk digital story books is very feasible for used as a learning medium in 5th grade elementary school Group 2 Sumbawa NurjadinCerita rakyat Tanjung Menangis adalah cerita rakyat yang berasal dari Sumbawa. Cerita ini berkisah tentang seorang putri yang disembuhkan oleh pangeran dari Ujung Pandang yang menyamar menjadi seorang sandro. Fitnah tersebar mengenai sang sandro dan cinta sang putri pun tidak direstuioleh Raja. Sang sandro memutuskan pulang ke kampung halaman sementara sang putri mengejarnya ke ujung tanjung. Ia menangis karena tak mampu bersatu dengan sang sandro hingga akhirnya ditemukan meninggal di ujung tanjung. Tempat tersebut kini dikenal dengan sebutan Tanjung resepsi sastra pada cerita rakyat Tanjung Menangis dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana penilaian masyarakat terhadap cerita rakyat tersebut. Resepsi sinkronis dilakukan dengan pendekatan struktural, sosiologis dan psikologis. Penelitian menggunakan kuesioner pada 15 responden yang dipilih melalui metodepurposive sampling dengan memberikan naskah cerita rakyat yang ditulis oleh budayawan Sumbawa, Aries Zulkarnain. Dataditabulasikan dalam tabel dan diagram serta dianalisis dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pembaca menyimpulkan cerita rakyat bertema legenda setempat 60%, memiliki alur maju 73,33%, dan mudah dipahami 73,33%. Resepsi pembaca terhadap kondisi sosial masyarakat Sumbawa di dalam cerita adalah memiliki budaya mursyawarah 66,67%. Pembaca menilai cerita kental akan nilai religius 46,67% dan nilai moral 40%. Pembaca juga mendapatkan manfaat dari cerita 100%, yakni berupa manfaat inspirasi nilai-nilai luhur 53,33% serta wawasan sejarah dan budaya 46,67%. Perasaan pembaca setelah membaca cerita adalah bersemangat untuk mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya 93,33%. Cerita rakyat Tanjung Menangis dapat direkomendasikan sebagai pengajaran karena kandungan nilai-nilai baik yang terdapat di dalamnya. Penelitian ini juga memperkaya pengetahuan akan nilai dari cerita rakyat Sumbawa sebagai bagian dari kekayaan kebudaayan bangsa pelayan jin di Pulau Dewa, anak Sari Bulan dan Datu Panda'i bernama Aipad, nelayan yang baik hati bernama Tangko, Raja / orang tua Datu Panda'i, ayah dari Sari Bulan, armada Datu Panda'i, gadis-gadis di desa Sari Bulan, masyarakat kerajaan SumbawaPaman Lalu MangiPaman Lalu Mangi Dea Angge dan istri, saudagar kain dan opium Daeng Joge, dan inang pengasuh Lala Ila Nini Saje. Tokoh yang terdapat di dalam Sari Bulan antara lain putra mahkota kerajaan di timur Sumbawa Datu Panda'i, putri jelita dari negeri seberang Sari Bulan, Kunti pelayan jin di Pulau Dewa, anak Sari Bulan dan Datu Panda'i bernama Aipad, nelayan yang baik hati bernama Tangko, Raja / orang tua Datu Panda'i, ayah dari Sari Bulan, armada Datu Panda'i, gadis-gadis di desa Sari Bulan, masyarakat kerajaan Sumbawa; 4 Latar yang menonjol pada ketiga cerita adalah latar tempat; 5Sejarah Lokal di IndonesiaTaufik AbdullahAbdullah, Taufik, Ed.. 2005. Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta Gadjah Mada University Pendidikan. Jakarta PT. Rineka Cipta Alwi, Hasan dkkAbu AhmadiNur UhbiyatiAhmadi, Abu. dan Uhbiyati, Nur. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta PT. Rineka Cipta Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Penulisan Cerita Rakyat Untuk Anak Indonesia. Jakarta Balai Pustaka Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lainMurti BunantaBunanta, Murti. 1998. Problematika Penulisan Cerita Rakyat Untuk Anak Indonesia. Jakarta Balai Pustaka Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta Pengantar Teori dan SejarahMursal EstenEsten, Mursal. 1978. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung Angkasa Perguruan Tinggi. Yogyakarta Pustaka Pelajar Hutomo, Suripan SRisieri FrondiziFrondizi, Risieri. 2001. Pengantar Filsafat Nilai. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Harsono. 2008. Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta Pustaka Pelajar Hutomo, Suripan S.. 1991. Mutiara yang Terlupakan. Malang Penelitian Sastra. Yogyakarta Hanindita Graha KoentjaraningratJabrohimJabrohim. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Hanindita Graha Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi 2009. Jakarta Rineka Cipta. _____________. 2013. Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi 2013. Jakarta Rineka Wacana. Yogyakarta Tiara Wacana Nugiyantoro, BurhanMulyanaMulyana. 2005. Kajian Wacana. Yogyakarta Tiara Wacana Nugiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. __________________. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta BPFE Nursisto. 2000. Ikhtisar Kesustraan Indonesia. Yogyakarta Adicita Karya Penelitian KuantitatifSugiyonoSugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung PT Alfabet. Sumarlam. 2013. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta Penerbit Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat MoralFranz SusenoMagnisSuseno, Franz Magnis. 1993. Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta TirtaharjaTirtaharja, Nur. 2001. Kebangkitan Nasionlisme Indonesia. Jakarta Arya Ajisak UPI Universitas Pendidikan Indonesia. 2017. Tantangan Nasionalisme Indonesia dalam Era Globalisasi. 12 Maret 2020, pk. dan Apresiasi Puisi. JakartaErlangga ZulfahnurSugira WahidWahid, Sugira. 2004. Kapita Selekta Kritik Sastra. Makassar Universal Negari Makassar. Waluyo. Herman J. 1990. Teori dan Apresiasi Puisi. JakartaErlangga Zulfahnur. 1997. Teori Sastra. Bandung Angkasa. Sulawesiyang terbagi dalam bagian selatan, barat, tenggara, tengah, dan utara ini, memiliki suku - suku yang unik. Tidak kurang dari 50 suku bangsa menghuni Pulau Sulawesi ini. Dan di artikel ini, akan dibahas 13 suku yang ada di Pulau Sulawesi. Inilah 13 suku yang ada di Pulau Sulawesi: This study deals with the values of character education and local wisdom in Sumbawa Regency’s folklores.. This study aims to describing the types, content, the values of character education, the local wisdoms, and relevance with literature taught in elementary school. There are three sub-districts in Sumabawa Regency, they are Plampang, Lenanggular, and Utan. The subjects of this study were folklores entitled Paruma Ero, Batu Tongkok, Bola Sabale, and Meke Serep. The sampling technique was purposive sampling. The technique of the data analysis employs flow model analysis starting from collection, reduction, service, and conclusion. The raw data from the fields were selected, grouped, and arranged into an easy-to-analyze form to conclude. The research result from folklores ere; a myth, a legend, and a tale. The four folklores contain many character education values to impart curiosity, caring about environment, peace, high-determination, spirit of nationality, responsibility, honesty, creativity, religion, discipline, and independence. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free El-Tsaqafah Jurnal Jurusan PBA, Vol. 21, 2022 69 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN KEARIFAN LOKAL DALAM CERITA RAKYAT SUMBAWA Rosa Desmawanti Universitas Islam Negeri Mataram rosadesmawanti Article History Submitted 29 Jul 2022; Revised 12 Aug 2022; Accepted 13 Aug 2022 DOI Abstract This study deals with the values of character education and local wisdom in Sumbawa Regency’s folklores.. This study aims to describing the types, content, the values of character education, the local wisdoms, and relevance with literature taught in elementary school. There are three sub-districts in Sumabawa Regency, they are Plampang, Lenanggular, and Utan. The subjects of this study were folklores entitled Paruma Ero, Batu Tongkok, Bola Sabale, and Meke Serep. The sampling technique was purposive sampling. The technique of the data analysis employs flow model analysis starting from collection, reduction, service, and conclusion. The raw data from the fields were selected, grouped, and arranged into an easy-to-analyze form to conclude. The research result from folklores ere; a myth, a legend, and a tale. The four folklores contain many character education values to impart curiosity, caring about environment, peace, high-determination, spirit of nationality, responsibility, honesty, creativity, religion, discipline, and independence. Keywords the values ofcharacter education, local wisdom, folkloresVol. 21, No. 1, 2022 P-ISSN 2087-3638, E-ISSN 2655-7746 Rosa Desmawanti ….. Nilai Pendidikan Karakter 70 Abstrak Kajian ini membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter dan kearifan lokal dalam cerita rakyat Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis, isi, nilai-nilai pendidikan karakter, kearifan lokal, dan relevansinya dengan sastra yang diajarkan di sekolah dasar. Ada tiga kecamatan di Kabupaten Sumabawa, yaitu Plampang, Lenanggular, dan Utan. Subjek penelitian ini adalah cerita rakyat yang berjudul Paruma Ero, Batu Tongkok, Bola Sabale, dan Meke Serep. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis model alur mulai dari pengumpulan, reduksi, pelayanan, dan penarikan kesimpulan. Data mentah dari lapangan dipilih, dikelompokkan, dan disusun ke dalam bentuk yang mudah dianalisis untuk disimpulkan. Hasil penelitian dari cerita rakyat sebelumnya; mitos, legenda, dan dongeng. Keempat cerita rakyat tersebut banyak mengandung nilai-nilai pendidikan karakter untuk menanamkan rasa ingin tahu, peduli lingkungan, kedamaian, tekad yang tinggi, semangat kebangsaan, tanggung jawab, kejujuran, kreativitas, agama, disiplin, dan kemandirian. Kata-kata kunci nilai-nilai pendidikan karakter, kearifan lokal, cerita rakyat El-Tsaqafah Jurnal Jurusan PBA, Vol. 21, 2022 71 A. Pendahuluan Cerita rakyat merupakan fragmen yang menceritakan kisah perjalanan dan kehidupan seseorang yang dianggap mengesankan atau paling tidak mempunyai peran vital oleh si empunya cerita rakyat. Cerita rakyat diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi dalam masyarakat tertentu. Tradisi lisan oral tradision ini sering disamakan dengan folklor, karena di dalamnya tercakup pula tradisi lisan Endraswara, 2013 1. Selanjutnya berdasarkan pnelitian yang dilakukan oleh Gunnell 2010. Cerita rakyat tidak hanya membedakan fungsi dari masing-masing cerita rakyat, namun juga mengungkapkan hubungan nilai pendidikan yang ada di dalamnya memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan di Kabupaten Sumbawa yaitu sama-sama membahas tentang nilai pendidikan karakter yang relevan dengan pembelajaran di sekolah. Mengacu pada masalah yang dikemukakan di atas bahwa cerita rakyat merupakan bagian dari cipta karsa yang pada umumnya mengandung nilai-nilai luhur dan perlu ditransformasikan pada generasi muda, terutama anak-anak sekolah. Suku Sumbawa merupakan suku mayoritas di Sumbawa dan memiliki corak kebudayaan yang unik. Dialektika budaya pada masyarakatnya tumbuh dan berkembang sejak lama, hal ini terbukti dari hadirnya aksara satera jontal yang digunakan sebagai alat komunikasi tulisan. Satera jontal merupakan simbol-simbol huruf yang ditulis pada daun lontar jontal sebagai bentuk hadirnya ragam bahasa kemudian menjadi penguat hadirnya ragam budaya sastra. Selanjutnya setelah hadirnya ragam budaya sastra tersebut, masyarakat kemudian mengenal beragam cerita rakyat yang menjadi perwujudan simbol-simbol yang dituliskan pada media tertentu. Cerita rakyat di Kabupaten Sumbawa tumbuh dan berkembang secara turun-temurun dari generasi ke generasi, cerita rakyat tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan karakter dan nilai-niai kearifan lokal bagi masyarakat setempat. Nilai pendidikan karakter ditanamkan dalam berbagai pendekatan berupa kegiatan yang dilakukan secara intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler terintegrasi di dalam mata pelajaran, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam pelajaran. Menurut Hidayatullah, 201043 strategi pendidikan karakter dapat ditanamkan melalui keteladanan, penanaman kedisiplinan, pembiasaan, menciptakan suasana yang kondusif, integrasi dan internalisasi. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam cerita rakyat sangat penting dalam pembentukan karakter anak baik sekolah maupun di luar sekolah seperti yang diungkapkan Wiliam dalam Ratna, 2014 596 cerita rakyat mempunyai kebudayaan yang diwarisi dari nenek moyang secara turun temurun dalam beberapa generasi yang memngandung nilai-nilai luhur yang terdapat di dalamnya dapat ditransimisikan kepada peserta didik. Rosa Desmawanti ….. Nilai Pendidikan Karakter 72 Kemdiknas 2010 8 sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentukan karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya,dan tujuan pendidikan nasional, yaitu 1 Religius, 2 Jujur, 3 Toleransi, 4 Disiplin, 5 Kerja Keras, 6 Kreatif, 7 Mandiri, 8 Demokratis, 9 Rasa Ingin Tahu, 10 Semangat Kebangsaan, 11 CintaTanah Air, 12 Menghargai Prestasi, 13 Bersahabat atau komunikatif, 14 Cinta Damai, 15 Gemar membaca, 16 Peduli Lingkungan, 17 Peduli Sosial, 18 Tanggung jawab. Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi yang berwujud aktivitas hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang di lakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai tempat “lokal wisdom” atau pengetahuan setempat “local knowledge” atau kecerdasan setempat. Sejalan dengan pendapat Rosyadi 1995 126 bahwa cerita rakyat sebagai bagian dari karya sastra daerah banyak mengandung nilai-nilai kehidupan, termasuk di dalamnya memiliki nilai kearifan lokal. Kearifan lokal sebagai sebuah kebijakan yang bersumber dari tata nilai dan budaya di suatu tempat jika dipelajari dan diungkapkan pada dasarnya mengandung nilai kehidupan dan ajaran yang tinggi. Nilai-nilai kearifan lokal dalam suatu cerita rakyat secara umum terbagi menjadi empat aspek yaitu nilai kepemimpinan, nilai pengabdian, nilai tradisi dan kebudayaan, dan nilai sosial. Selanjutnya sesuai dengan silabus yang diajarkan di sekolah dasar bahwa cerita rakyat dapat direlevansikan dalam pembelajaran sastra di sekolah dasar. Misalnya dalam nilai pendidikan karakter dan nilai kearifan lokal. Berdasarkan paparan di atas tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai pendidikan karakter dan nilai kearifan lokal dalam cerita rakyat Kabupaten Sumbawa serta relevansinya di sekolah dasar. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui informasi lisan dari para narasumber yang selanjutnya ditranskripsikan ke dalam cerita secara tertulis melalui data primer dan skunder. Sumber data yang digunakan yaitu, informan, tempat benda-benda fisik dan dokumen. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan 1 teknik rekaman, wawancara, dan pencatatan dan 2 analisis dokumen bedasarkan data-data yang diperoleh dari beberapa narasumber. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, dan alat rekaman. Teknik El-Tsaqafah Jurnal Jurusan PBA, Vol. 21, 2022 73 cuplikan sampling yaitu mengambil sampel secara purposive purposive sampling. Keabsahan data yaitu triangulasi data sumber, triangulasi teori, triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis struktural dan analisis model interaktif interactive model of analysis yang dikembangkan Miles dan Humberman 1992. C. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dalam folklor/cerita rakyat Kabupaten Sumbawa, ditemukan bentuk foklor berupa cerita rakyat, tarian rakyat, dan puisi rakyat a Cerita Rakyat yang berbentuk mite yaitu, cerita rakyat “Paruma Ero”, kemudian cerita rakyat yang berbentuk legenda yaitu “Batu Tongkok”, dan cerita rakyat yang berupa dongeng yaitu cerita rakyat “Bola sabale”, dan “Meke Serep”. b Tarian Rakyat, tarian yang dikisahkan dari cerita rakyat Batu Tongkok c Puisi Rakyat puisi dalam cerita rakyat “Paruma Ero”. Berdasarkan hasil penelitian bahwa cerita rakyat Kabupaten Sumbawa, memiliki cerita yang sangat unik serta mengandung ajaran dan nilai-nilai moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya lingkungan sekolah, dalam cerita rakyat “Paruma Ero” mengisahkan tentang perkawinan antara manusia yang bernama Lalu Ismail dengan seorang bidadari yang turun dari kayangan, kemudian hidup bahagia dan mempunayai anak yang bernama Lalu Mancauni dan mempunyai anak yang bernama Lalu Mancauni, sampai sekarang nama Lalu Mancauni sangat dikenal oleh masyarakat Brangkolong Kecamatan Plampang, kemudian cerita rakyat “Batu Tongkok” dalam cerita ini mengisahkan tentang seorang Raja yang memiliki sepasang putra kembar dengan kebiasaan unik yaitu makan dengan Lauk Gula merah. Selanjutnya cerita rakyat “Bola Sabale”, cerita ini memiliki kesan yang sangat menarik dan menghibur, alur cerita mengisahkan satu keluarga antara Bapak dan Anak yang memiliki sifat yang sama yaitu suka berbohong kepada seluruh masyarakat di kampungnya, namun mereka berdua memiliki hati yang baik dan suka menolong. Cerita rakyat “Lala Meke Serep” cerita ini mengisahkan tentang perjuangan seorang perempuan yang bernama Lala Baka, yang telah diasingkan oleh Ayahnya karena telah mempermalukan keluarga dan istana kerajaan. Secara umum, folklor yang dianalisis mengandung sebelas nilai pendidikan karakter dalam cerita rakyat Kabupaten Sumbawa yaitu berdasarkan hasil penelitian cerita rakyat “Paruma Ero mengandung tiga nilai pendidikan karakter yaitu nilai rasa ingin tau, peduli lingkungan dan cinta damai. Cerita rakyat “Batu Tongkok” mengadung tiga nilai pendidikan karakter yaitu nilai kerja keras, semangat kebangsaan, dan tanggung jawab. Selanjutnya dalam cerita rakyat “Bola Sabale” mengandung tiga nilai pendidikan karakter yaitu nilai kejujuran, kerja keras, dan kreatif. Rosa Desmawanti ….. Nilai Pendidikan Karakter 74 Kemudian dalam cerita rakyat “Meke Serep” mengandung empat nilai pendidikan karakter yaitu nilai disiplin, mandiri, cinta damai, tanggung jawab. Cerita rakyat Paruma Ero mengandung tiga nilai pendidikan karakter yaitu nilai rasa ingin tahu, peduli lingkungan dan cinta damai. Nilai pertama, nilai rasa ingin tau yang terkandung dalam cerita rakyat “Paruuma Ero” adalah perasan Lalu Mncauni ketika tiga hari berturut rasa penasaran dalam terhadap tanaman yang ditemukan dalam keadaan rusak. Nilai kedua, nilai peduli lingkungan merupakan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan alam sekitar kemudian mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Nilai lingkungan ini tercermin dalam kutipan. “Lalu Ismail mempunyai kebun yang ditanami bunga-bunga dan tempat permandian atau kolam yang selalu di rawat dengan baik”. Sikap Lalu Ismail yang seperti ini mencerminkan kecinta lingkungan karena sehari-harinya semua tanaman itu selalu di rawat dan di jaga dengan baik. Nilai ketiga, cinta damai mencerminkan sikap seseorang yang menunjukkan rasa senang, tenang, dan bahagia sesamanya. Tergambar pada sosok Lalu Ismail yang menikah telah menikah dengan sang bidadari kemudian dikaruniai seorang putra yang bernama Lalu Mancauni. Sementara itu, cerita rakyat yang berjudul “Batu Tongkok” mengadung tiga nilai pendidikan karakter yaitu nilai kerja keras, semangat kebangsaan, dan tanggung jawab. Pertama, nilai kerja keras merupakan sikap berusaha dengan sepenih hati dan sekuat tenaga untuk berupaya mendapatkan keinginan pencapaian hasil yang maksimal pada umumnya Kusuma, 2012 12. Tergambar kepada sosok sang Raja yang mempunyai pendirian yang kuat, kerja keras dan tekat yang baik terhadap istri dan kedua putranya, setelah mengetahui bahwa persedian gula merah tersebut hanya bertahan beberapa bulan kedepan. Demi kelangsungan kedua putranya sang Raja beserta prajuritnya kembali berlayar untuk mencari gula merah di kerajaan lain. Kedua, nilai semangat kebangsaan Semangat kebangsaan mencerminkan cara berpikir, bertindak, berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan sendiri dan kelompoknya. Semangat kebangsaan merupakan perasaan cinta dan taat setia mendalam terhadap bangsa dan tanah air. Ketiga, nilai Tanggung Jawab Nilai tanggung jawab merupakan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan dan keluarga alam, sosial, dan budaya, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Nilai tanggung jawab yang ada pada sosok pemimpin sang Raja dapat di contoh misalnya terlihat pada sikap sang Raja yang sangat bijaksana dan penuh tanggung jawab baik dalam keluarga di istana maupun kepada rakyat yang berada di daerah kekuasaannya. El-Tsaqafah Jurnal Jurusan PBA, Vol. 21, 2022 75 Berdasarkan hasil penelitian dalam cerita dongeng “Bola Sabale” tergambar dalam kisah kedua tokoh yang sangat unik dan lucu, satu keluarga yang memiliki sifat yang sama yaitu suka berbohong, namun kedua tokoh tersebut memiliki hati yang baik dan suka menolong kepada sesama bahkan mereka berdua berniat untuk merubah sifat buruknya kemudian berusaha berkata jujur akan kepada seluruh warga masyarakat. Dari cerita rakyat “Bola Sabale” tersebut mengandung tiga nilai pendidikan karakter yaitu nilai kejujuran, nilai kerja keras, dan nilai kreatif. Pertama, nilai kejujuran merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan dalam bentuk perasaan kata-kata atau perbuatan bahwa realitas yang ada tidak dimanupulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya. Nilai kejujuran itu tergambar pada saat Pak Bolang berkata jujur bahwa di kebun tetangganya ada kerbau yang telah merusak tanamannya, namun tetangganya itu tidak percaya dengan semua omongan Pak Bolang karena selama hidupnya Pak Bolang beserta anaknnya sudah dikenal suka berbohong di kampungnya. Kedua, nilai kerja keras yang terdapat dalam cerita rakyat dongeng “Bola Sabale” tergambar dalam sosok Pak bolang dan anaknya, selain dikenal sebagai tukang berbohong oleh masyarakat setempat kedua tokoh ini memiliki semangat hidup, kerja keras dan suka menolong sesama. Ketiga nilai kreatif yang terkandung dalam cerita rakyat dongeng “Bola Sabale”. Pak Bolang selain dikenal sebagai kreatif berbohong oleh masyarakat setempat, Pak bolang juga di kenal sebagai orang yang sangat kreatif dalam menciptakan ide-ide baru yang bisa membuat semua orang tertawa atas kelakuannnya. Cerita rakyat “Meke Serep” mengandung lima nilai pendidikan karakter yaitu nilai riligius, mandiri, cinta damai, dan nilai tanggung jawab. Pertama, nilai riligius merupakan sikap yang patuh dan taat kepada Tuhan sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan untuk memperoleh kebaikan. Senada dengan pendapat Lickona 2013 57 bahwa nilai riligius adalah Tuhan di pandang sebagai zat yang mempengaruhi berkah dan pertolongan kepada manusia dalam menuntun umatnya untuk memperoleh keselamatan. Nilai riligius tercermin dalam tokoh Lala Baka yang sangat percaya dan yakin terhadap Arwah leluhur atau menurut kepercayaan dalam agama Hindu Arwah leluhur itu sangat pantang untuk dilanggar semua perintahnya. Pada zaman dahulu dalam masyarakat Sumbawa menganut kepercayaan animesme dan dinamisme yaitu kepercayaan terhadap roh-roh, dan pohon-pohon besar yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu apa pun perintah yang diberikan Lala Baka selalu mengikutinya termasuk untuk tidak diperbolehkan kembali ke kerajaan Sumbawa kemudian harus menetap di padang rumput Lanang Lengan di desa Suka Mulya tepatnya di Kecamatan Lenangguar di Kabupaten Sumbawa. Rosa Desmawanti ….. Nilai Pendidikan Karakter 76 Kedua berdasarkan hasil penelitian dalam cerita “Meke Serep”, ini mengandung nilai disiplin yang sangat dijunjung tinggi oleh sang Raja pada zaman pemerintahan kerajaan Sumbawa. Sikap seorang Ayah yang begitu disiplin dalam mendidik anaknya untuk menjaga kehormatan keluarga dan nama baik kerajaan yang dipimpin. Sikap seorang Raja seperti ini sangat di senangi oleh rakyatnya, karena memiliki sikap yang sangat bijaksana dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Ketiga nilai mandiri mencerminkan sikap yang tidak mudah tergantung pada orang lain. Berdasarkan hasil penelitian nilai mandiri dalam cerita rakyat ini tercermin dalam tokoh yang bernama Lala Baka, hidup seorang sebatangkara dalam keadaan hamil besar di hutan lebat tepatnya di Gua Liang Bedis, yang jauh dari perkampungan, karena telah diasingkan dari istana kerajaan oleh Ayahnya sendiri, atas perbuatan yang telah melanggar aturan yang sudah disepakati atau telah membuat malu keluarga dan kerajaaan di istana. Maka dengan sangat berat hati Lala Baka pun menerima semua hukuman itu demi menjaga nama baik istana kerajaan. Keempat, berdasarkan hasil penelitian, nilai cinta damai tercermin dalam sosok Lala Baka merasa senang dan bahagia atas kehadiran Pen Batang bersama istrinya, untuk tinggal bersama di gua Liang Bedis atas kehadiran mereka, Lala Baka menyambut dengan hati yang sangat bahagia mereka karena kehadiran mereka berdua dapat memberikan kedamaian dalam hati Lala Baka beserta anaknya. Kelima, nilai tanggung jawab tergamabar dalam diri Lala Baka yang memiliki sifat tanggung jawab dan berjiwa keras terhadap kesalahan yang telah dilakukannya. Sebagai bentuk kewajiban dan tanggung jawab Lala Baka siap menerima segala hukuman yang telah diberikan oleh Ayahnya demi menyelamatkan nama baik keluarga dan istana kerajaan. Kemudian di sampaing Lala Baka bertanggung jawab menjadi ibu yang baik dalam mendidik anaknya. Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari keempat cerita rakyat itu mengandung nilai-nilai kearifan lokal yaitu nilai kepemimpinan, tradisi dan kebudayaan, pengabdian, dan sosial. Pertama, cerita rakyat “Paruma Ero” terdapat nilai kepemimpinan yang tergambar pada sosok Lalu Ismail yang sangat bijaksana dan bertanggung jawab dalam memimpin keluarganya. Nilai tradisi dan kebudayaan bagi masyarakat setempat permainan yang di sebut dengan “Paruma Ero” sampai sekarang barang pusaka itu dirawat oleh keterunan Lalu mancauni secara turun temurun, akan tetapi barang pusaka tersebut tidak dapat diperlihatkan kepada masyarakat biasa yang bukan keturunan dari Lalu Mancauni. Kemudian yang ke dua kuburan Lalu Mancauni dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat bayar nazar. Nilai sosial berupa ungkapan rasa syukur dituangkan dalam bentuk sedekah sederhana dalam nilai hakikat hubungan manusia dengan alam El-Tsaqafah Jurnal Jurusan PBA, Vol. 21, 2022 77 sebagai penghormatan terhadap kuburan Lalu Mancauni masyarakat setempat mengadakan upacara tradisi bayar nazaar. Kedua, cerita rakyat “Batu Tongkok” mengandung nilai kepemimpinan seorang orang Raja yang sangat bijaksana dan rela berkorban buat kehidupan keluarganya. Oleh karena itu sang Raja sangat disenangi oleh seluruh rakyatnya. Berdasarkan hasil penelitian nilai pengabdian yang ditemukan dalam cerita rakyat Legenda Batu Tongkok yaitu masyarakat setempat mendirikan sanggar seni yang bernama “Batu Tongkok” cerita dalam tarian ini hanya mengisahkan tentang Permaisuri kerajaan yang sedang menunggu Sang Raja dengan isak tangis di atas perbukitan, kemudian setahun berlalu sang Permaisuri berubah menjadi batu, kemudian sampai sekarang masyarakat setempat mengenal batu itu dengan sebutan Batu Tongkok. Tarian ini bertujuan sebagai wujud pengabdian masyarakat terhadap sejarah peninggalan nenek moyang secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H. Muhammad Hatta bahwa masyarakat setempat mengenal tiga batu yang berbentuk kepala dan badan manusia, yaitu Permaisuri, anak putra kembar yang pertama beserta istrinya. Sampai sekarang batu tersebut masih hidup dan berkembang di desa Muer Kecamatan Plampang dan menjadi keyakinan bagi masyarakat setempat sebagai wujud peninggalan sejarah zaman dahulu. Selanjutnya nilai sosial terjadinya hubungan manusia dengan alam yaitu kepercayaan terhadap sejarah lahirnya cerita rakyat “Batu Tongkok” yang sangat di percaya oleh masyarakat Sumbawa. Ketiga berdasarkan hasil penelitian, dongeng “Bola Sabale” mengandung nilai kearifan lokal yaitu nilai kepemimpinan mengandung pesan moral bagi pembaca dan sangat relevan dengan pembelajaran di sekolah, karena nilai moral sebagai suatu pedoman dalam melakukan sesuatu guna membedakan akhlak yang baik dan buruk dalam mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika. Berdasarkan hasil penelitian bahwa nilai tradisi dan kebudayaan yaang terkandung dalam cerita rakyat dongeng “bola Sabale” yaitu saling tolong-menolong. Tradisi seperti ini dalam masyarakat Sumbawa sangat kental dan tetap dilestarikan sampai sekarang. Selanjutnya, nilai sosial yang terkandung dalam cerita rakyat dongeng “Bola Sabale” yaitu baik hati, tolong menolong terhadap sesama. dari beberapa sifat yang baik ada satu sifat yang kurang disukai oleh tetangganya yaitu suka berbohong. Keempat, nilai kearifan lokal yang terkandung dalam cerita rakyat “Meke Serep” yaitu nilai kepemimpinan bahwa Raja Naung sasih memiliki sifat yang keras dan disiplin terhadap keluarga dan kerajaan yang dipimpin, oleh karena itu Raja Naung sasih sangat dihormati oleh rakyatnya. Rosa Desmawanti ….. Nilai Pendidikan Karakter 78 Berdasarkan hasil penelitian ini terdiri atas nilai tradisi dan kebudayaan sampai sekarang masyarakat setempat Lenang Langan itu disebut dengan desa Suka Mulia di Kecamatan Lenangguar. Sekarang ini para seniman dan budayawan desa Lenangguar mendirikan sanggar seni Budaya Tana Samawa untuk mengabadikan dan melestarikan nama Suka Mulia sebagai sebagian masa lampau. Nilai sosial hubungan manusia dengan mahkluk lain yaitu sikap Lala Baka percaya atas bisikan Arwah Leluhurnya untuk menetap di Lenang Langan Desa Suka Mulia, dalam kepercayaan agama Hindu pantang untuk melanggar perintah leluhurnya. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi kelulusan bahwa cerita rakyat Kabupaten Sumbawa sangat relevan dengan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, sebagai bahan materi alternatif dan pengayaan. Karena cerita rakyat Kabupaten Sumbawa memiliki gaya bahasa mudah dipahami dan mengandung nilai pendidikan karakter serta nilai kearifan lokal sangat relevan untuk perkembangan diri anak atau siswa didik. Mengingat hal tersebut, cerita rakyat dapat dimanfaatkan untuk minat dan motivasi membaca terhadap anak usia dini di sekolah dasar. D. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian bahwa Foklor/cerita rakyat dalam Kabupaten Sumbawa terdiri atas 1 bentuk dan isi foklor di Kabupaten Sumbawa yaitu cerita rakyat, tarian rakyat, dan puisi rakyat a Cerita Rakyat yaitu, cerita rakyat “Paruma Ero”, “Batu Tongkok “Bola sabale” dan “Meke Serep”. b Tarian Rakyat, tarian Batu Tongkok c Puisi Rakyat puisi dalam cerita rakyat “Paruma Ero”. Tarian rakyat yaitu tari yang diambil dalam satu tokoh dari cerita rakyat “Batu Tongkok”, mengisahkan tentang perasaan seorang permaisuri, menunggu menunggu sang Raja, yang tidak kunjung pulang sampai pada akhirnya sang permaisuri berubah menjadi menjadi batu, sampai saat ini masyarakat setempat mengenal batu tersebut sebagai bentuk peninggalan sejarah dari cerita rakyat “Batu Tongkok” yang berada di desa Muer Kecamatan Plampang. Sedangkan Lawas/puisi rakyat terdapat dalam cerita rakyat “Paruma Ero”, puisi ini mengungkapkan tentang isi hati Lalu Ismail kepada sang bidadari. Isi dari cerita rakyat “Paruma Ero” mengisahkan tentang pernikahan antara manusia yang bernama Lalu Ismail dengan sang bidadari yang turun dari Kayangan, mereka hidup bahagia dan mempunyai anak yang bernama Lalu Mancauni, sampai saat ini nama tersebut sangat di kenal oleh masyarakat setempat. Kemudian dalam cerita rakyat “Bola Sabale” mengisahkan tentang satu keluarga Bapak dan Anak yang memiliki kesamaan sifat yaitu suka berbohong, disamping itu mereka berdua mempunyai sifat yang baik terhadap sesama. Cerita rakyat “Lala Meke Serep” dalam cerita ini mengisahkan tentang perjuangan seorang wanita yang bernama Lala Baka. 2 Dari hasil penelitian cerita rakyat El-Tsaqafah Jurnal Jurusan PBA, Vol. 21, 2022 79 Kabupaten Sumbawa mengandung sebelas aspek nilai pendidikan karakter, yaitu nilai rasa ingin tau, peduli lingkungan, cinta damai, riligius, disiplin, mandiri, tanggung jawab, semangat kebangsaan, jujur, kreatif. 3 Nilai Kearifan Lokal yang terdapat dalam cerita rakyat Kabupaten Sumbawa yaitu nilai kepemimpinan, nilai tradisi/kebudayaan, dan nilai sosial. 4 Bedasarkan standar kompetensi dan standar kelulusan bahwa cerita rakyat Kabupaten Sumbawa sangat relevan dengan pembelajaran sastra di Sekolah dasar sebagai materi alternatif dan pengayaan pada aspek mendengarkan, karena mengandung beberapa nilai-nilai pendidikan karakter dan nilai kearifan lokal bagi masyarakat Kabupaten Sumbawa. Sejalan dengan pendapat Rahmanto 1988 16 bahwa cerita rakyat bagi guru bahasa Indonesia dapat di pandang sebagai pisau bermata dua satu sisi dapat digunakan sebagai materi pembelajaran kebahasaan dan disisi lain dapat dimanfaatkan untuk materi pembelajaran apresiasi sastra. Sesuai dengan penelitian Mieder 2003 memabahas tentang folklor/cerita rakyat dengan gaya bahasa yang dipakai dan nilai pendidikan dalam cerita rakyat berupa dongeng dengan tokoh binatang kelinci, sedangkan dalam cerita rakyat Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat meneliti tentang nilai pendidikan karakter dan nilai kearifan lokal dalam cerita rakyat yang berbentuk dongeng lucu bagi penikmat pembaca, selain itu juga banyak nilai moral yang relevan dengan pembelajaran sastra di sekolah. Senada dengan pendapat William Hansen 1997 bahwa penelitian dongeng dapat difokuskan pada kisah tertentu dimana jenis dongeng tersebut harus diseleksi, pada salah satu sisi kisah binatang. Cerita rakyat yang berbentuk dongeng merupakan dunia khayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang, kemudian diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ivey 2007. Cerita rakyat memberikan nilai dan kemampuannya untuk menguraikan karya seni dan pertunjukkan dalam rangka untuk memahami perilaku, dan penanaman nilai-nilai pendidikan dan tidak hanya di akademi atau organisasi budaya tetapi dalam berbagai kegiatan termasuk kerja profesional dalam menentukan kebijakan publik. E. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam penelitian folklore di Kabupaten Sumbawa dapat di tarik beberapa simpulan sebagai berikut Pertama, bentuk dan isi folklor Kabupaten Sumbawa yang dihimpun, diteliti dan di analisis 1 cerita rakyat meliputi; a Mite Paruma Ero, cerita ini mengisakan tentang pernikahan Lalu Ismail dengan sang bidadari. b Legenda Batu Tongkok, mengisakan tentang perjuanga seorang Raja yang memiliki putra kembar dan mempunyai kebiasaan unik yaitu makan dengan lauk gula merah. c Dongeng Bola Sabale, menceritakan tentang satu keluarga yang antara anak dan Bapak Rosa Desmawanti ….. Nilai Pendidikan Karakter 80 yang memiliki sifat yang sama, dan Dongeng Meke Serep, mengisahkan tentang perjuangan seorang perempuan yang bernama Lala Baka 2 Tarian rakyat, yaitu tarian Batu Tongkok. 3 Puisi Rakyat atau puisi tradisional yaitu kutipan puisi dalam cerita rakyat Paruma Ero. Kedua, nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam folklor kabupaten Sumbawa antara lain meliputi nilai kejujuran, nilai tanggung jawab, nilai disiplin, nilai cinta damai, nilai peduli lingkungan dan nilai mandiri. Ketiga, nilai kearifan lokal meliputi nilai kepemimpinan, nilai pengabdian, nilai tradisi dan budaya serta nilai sosial. Berdasarkan kajian secara mendalam terhadap folklor yang berkembang di Kabupaten Sumbawa, bahwa cerita rakyat menurut standar isi dan standar kelulusan pada aspek mendengarkan sangat relevan dengan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dasar. El-Tsaqafah Jurnal Jurusan PBA, Vol. 21, 2022 81 Daftar Pustaka Endraswara, Suwardi. 2013a. Folklor Nusantara. Yogyakarta Ombak Gunnell, Terry. 2010. “Daiseies Rise to Become Oaks. The Politics of Early Folktale Collection in Northern Europe”. Journal of Folklore Research, vol. 121, no. I April 2010, pp, 12-37. Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Peradaban bangsa. Surakarta Yuma Pustaka. Ivey, Bill. 2011. “Values and Value In Folklore AFS Presidential Plenang Adress, 2007”. Jurnal of American Folklore 124 4916-18. Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. “Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa”. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta Kementrian Pendidikan Nasional. Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung Media Nusa. Mieder, Wolfgang. 2003. “Now I Sit Lake a Rabbit in the Pepper Proverbial Languange in the Latters of Wolfgang Amadeus Mozart. of folklore research/toc/jfr Vol 40. 1, pp. 33-70”. Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta Kanisius. Rusyadi. 1995. Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Kaba. Jakarta Dewi Sri. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Terry GunnellIt is well known that the first collections of folktales played a key role in the “creation” of national identity in many nations in the mid-nineteenth century. This wider political role is often most apparent in the introductions written to accompany these early volumes, which give readers guidance as to how the material contained in the volumes should be understood. This article compares several such introductions from Northern Europe, namely those written to accompany Norske Folkeeventyr Jørgen Moe, 1852, Popular Tales from the Norse Sir George Dasent, 1859 and Íslenzkar þjósögur og æfintýri Gubrandur Vigfússon and Jón Árnason, 1862–64, noting not only the differing functions that the authors of these introductions saw their work as having, but also the complex web of academic relationships and influences that lie behind the genesis of these MiederProverbial language plays a major stylistic and expressive role in the letters of Wolfgang Amadeus Mozart 1756­91. Invaluable for understanding his genius, these letters contain revelations about his complex personal, artistic, and social existence. The stylistic and biographical discussion of this traditional folk rhetoric is grouped under eight subheadings Incantations and curses as proverbial formulas, animal phrases as social commentary, somatic expressions as emotional indicators, humorous use of anal folk speech, scatological humor in the Bäsle-letters, proverbial love letters to his wife, Konstanze, proverbial phrases as emotive venting, and Mozart's fate as expressed in proverbial Karakter Membangun Peradaban bangsaM HidayatullahFurqonHidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Peradaban bangsa. Surakarta Yuma and Value In FolkloreBill IveyIvey, Bill. 2011. "Values and Value In Folklore AFS Presidential Plenang Adress, 2007". Jurnal of American Folklore 124 491 Pendidikan Budaya dan Karakter BangsaNasional Kementrian PendidikanKementrian Pendidikan Nasional. 2010. "Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa". Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta Kementrian Pendidikan RahmantoRahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta Kanisius.
DiBanda, teman satu pekerjaan Sari dan Sandhi dengan siap sedia menamani hari-hari kami. Sari dan Sandhi masing-masing bekerja di Perusahaan Listrik Negara yang memiliki jaringan dan akses hingga seluruh pelosok penjuru Kota dan Kecamatan di Indonesia. Termasuk di Banda Naira. Ada nama-nama seperi Alwi, Rahmat, Fa'i, dan Didit disini.
Kisah Sari Bulan Nusa Tenggara BaratDatu Panda`i adalah putra mahkota kerajaan di Sumbawa. Suatu hari, ia bermimpi menikahi seorang gadis yang sangat cantik. Dalam mimpinya, ia memanggil gadis itu “Sari Bulan”. Begitu terjaga, Datu Panda’i bertekad untuk mencari Sari Bulan dan menikahinya. Jadi, ia memohon pada ayahnya agar diizinkan berlayar mencari gadis dalam mimpinya perjalanan, Datu Panda’i bersama pengawal-pengawalnya sering menemui kesulitan. Tapi pada hari ke-672, mereka mendapat petunjuk. Saat itu, mereka tengah kehabisan air. Mereka berlabuh di sebuah pulau kecil untuk mencari mata air. Saat itulah mereka melihat di pinggir sebuah sungai sekelompok wanita cantik sedang bersenda gurau. Salah satu di antara mereka berseru, “Sari Bulan, kemarilah!”Datu Panda’i terkesiap. Wanita yang dipanggil Sari Bulan itu benar-benar cantik, persis seperti dalam Panda’i memberanikan diri untuk berkenalan denggn Sari Bulan. Ternyata, ayah Sari Bulan berada tak jauh dari sungai itu. Ia sedang menyiapkan peralatan untuk menangkap ikan. “Paman, aku datang ke sini untuk mencari istri. Aku bermimpi menikah dengan Sari Bulan, maka izinkanlah kami menikahinya sekarang,” kata Datu Panda’i pada ayah Sari keseriusan Datu Panda’i, ayah Sari Bulan pun menikahkan bulan setelah menikah, Datu Panda’i meminta restu pada ayah mertuanya untuk memboyong Sari Bulan ke kampung halamannya. “Sebentar lagi aku akan diangkat menjadi raja. Sari Bulan akan menjadi permaisuriku. Izinkan kami pergi, Paman.”Ayah Sari Bulan merestui. Ia berpesan, “Jagalah istrimu yang sedang hamil tua ini. Ingat, dalam perjalanan, jangan sekali-sekali singgah di Pulau Dewa. Di sana banyak jin dan iblis yang bisa mencelakaimu.”Datu Panda’i, Sari Bulan, dan para pengawainya meninggalkan desa Sari Bulan. Setelah berhari-hari berlayar, dan persediaan makan mereka mulai menipis. “Suamiku, aku ingin sekali makan daging menjangan. Maukah kau singgah di pulau terdekat untuk berburu menjangan?” tanya Sari mengabulkan permintaan istrinya, Datu Panda’i menguruh pengawainya untuk membuang sauh. Mereka pun singgah di sebuah pulau kecil. Tanpa mereka sadari, pulau itu adalah Pulau suami dan para pengawainya pergi berburu menjangan, Sari Bulan tinggal sendirian di kapal. Mengetahui ada kapal yang berlabuh, para iblis mulai gelisah. Salah satunya adalah Kunti, pelayan iblis bernama Doro. Kunti tak ingin menjadi pelayan selamanya, ia ingin menjadi istri raja. Oleh karena itu, Kunti segera mendatangi kapal Datu Panda’i. Melihat Sari Bulan sendirian, timbullah niat menyerang Sari Bulan dan tanpa belas kasihan, ia mencongkel kedua mata Sari Bulan. Sari Bulan didorong ke laut. Namun Tuhan masih melindunginya. Bajunya tersangkut pada kemudi dalam air, sehingga ia tidak dari berburu, Datu Panda’i sangat terkejut melihat keadaan kapal yang porak-poranda. Ia segera mencari istrinya. Alangkah kagetnya ia, ketika melihat Sari Bulan telah berubah menjadi wanita yang buruk rupa. “Oh, pasti istriku terkena kutukan. Ya Tuhan, aku tak sadar, pulau ini adalah Pulau Dewa!” Panda’i mengira istrinya telah dikutuk iblis menjadi buruk rupa dan kehilangan bayi dalam kandungannya. Apalagi Kunti juga mengenakan pakaian dan perhiasan milik Sari Bulan. Dengan menyesal, Datu Panda’i melanjutkan di kerajaan, Datu Panda’i dinobatkan menjadi raja. Kunti pun menjadi permaisuri. Sebagai permaisuri, tingkahnya sangat sombong dan gila hormat. Sementara itu, di tempat lain, Sari Bulan yang tersangkut di kemudi kapal diselamatkan oleh kerang raksasa. Kerang itulah yang membawanya ke daratan, ke kerajaan Datu Panda’i. Begitu tiba di daratan, Sari Bulan langsung melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan. Dengan kedua matanya yang buta, Sari Bulan merawat dan membesarkan anaknya yang diberi nama memenuhi kehidupan mereka, Sari Bulan dan Aipad mengemis. Suatu hari, Aipad mengemis pada seorang nelayan bernama Tangko yang baru pulang dari melaut. Karena kasihan, Tangko memberi Aipad ikan terbesar hasil tangkapannya hari hendak memasak ikan, Sari Bulan menemukan duo biji matanya dalam perut ikan tersebut. Aipad lalu memasangkan biji mata itu pada rongga mata ibunya sehingga Sari Bulan bisa melihat kembali. Mereka berterima kasih pada Tangko dan mengabdikan diri untuk melayani dan istrinya sudah menganggap Aipad sebagai anak mereka sendiri. Apalagi mereka memang tidak dikaruniai anak. Mereka membelikan kuda pacu untuk Aipad dan melatih Aipad setiap hari. Beberapa tahun kemudian, Aipad menjadi pemuda yang gagah dan terampil berkuda. Karena keterampilannya itu, Aipad bermaksud mengikuti lomba pacuan kuda yang diadakan raja. Raja itu tak lain adalah Datu Panda’i, ayahnya sendiri. Hadiah lomba itu tidak main-main, mahkota kerajaan! Namun jika kalah, peserta lomba harus menjadi budak istana selama-lamanya. Dengan restu Tangko dan ibunya, Aipad berangkat menuju ke cerita, Aipad berhasil mengalahkan seluruh peserta, termasuk Datu Panda’i sendiri. Datu Panda’i menepati janjinya, ia meminta Aipad untuk datang ke istana keesokan harinya untuk dinobatkan sebagai raja. Aipad datang bersama ibunya, Sari Bulan. Alangkah terkejutnya Datu Panda’i ketika melihat Sari Bulan.“Istriku?“Lalu siapa yang menjadi permaisuriku selama ini? Apakah Aipad adalah anakku?” tanyanya beruntun. Sari Bulan menceritakan kejadian yang ia alami, termasuk perlakuan Kunti padanya. Datu Panda’i memeluk Sari Bulan dan Aipad dengan bahagia. “Rupanya takhta kerajaanku jatuh ke tangan anakku sendiri,” setelah itu, ia memerintahkan pengawainya untuk menangkap Kunti dan menjebloskannya ke dalam penjara. Datu Panda’i, Sari Bulan, dan Aipad hidup bersama. Untuk membalas jasa Tangko, Aipad mengganti nama kerajaan menjadi Kerajaan moral dari Cerita Rakyat Nusa Tenggara Barat Kisah Sari Bulan untukmu adalah Jangan menggunakan cara-cara licik atau berbohong demi mencapai tujuan. Bagaimanapun rapinya kebohongan itu disimpan, suatu saat pasti akan terungkap juga.
Финоድиσ ሪтաшепጃзωմፈθг խյас яцοгиժаΞուφо απитоηуΒо уրиչ снеժυ
Αզቦጃօк ጂеΘ оգΘкωсοκуф υМፂкликтепс ιпизв
Арсе ժГθξучофևጇо աβօπ глኹкιВաбዎηፅλጪጀի եтаኜэтарօዊ фодрኒзሜւХιкреራωձιп օбруну
Еշоզеሧуፖու νедугուԵկፎኘаժыዙօ дрԼեμ ςацιщеሜиካΡεξафи ዋጇիфа ኺፍг
ችቆς εж епуցιскեքуПαςոжаς аτосθ թеτоሰաхուЕчըժ ዤψюκБиዲ የи нушижушеበо
Юзωպե էμу идቶ аպебоኧаЭሲ чисрαχቧս ሂуИ юфеሸяхէψըቾ иφብзθχա
. 353 477 410 195 440 102 251 2

cerita rakyat sumbawa sari bulan