Sisasisa peninggalan kerajaan masih terdapat dibeberapa titik di Panjalu seperti Pasucian Bumi Alit atau yang lebih dikenal Bumi Alit tempat menyimpan pusaka Sanghyang Borosngora dan pulau nusa gede yang berada ditengah situ lengkong yang saat pemerintahan Sanghyang Borosngora adalah pusat kerajaan Panjalu serta saat jaman belanda (1919
- Situ Lengkong Panjalu adalah sebuah situ kecil yang terletak di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Indonesia. Tempat ini terkenal karena memiliki banyak misteri dan legenda yang melingkupinya. Seiring dengan kemajuan zaman, Situ Panjalu semakin banyak dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah dan misterinya. Situ Lengkong Panjalu dikenal memiliki misteri yang terkait dengan sosok tak kasat mata. Kisah misteri yang ada di Situ Lengkong Panjalu sering dirasakan oleh para pengunjung atau para peziarah ke makam leluhur Prabu Hariang Kancana, putra Sanghyang Borosngora. Di tengah situ, terdapat pulau kecil yang luasnya hanya 16 hektare, yang bernama Nusalarang. Di atas pulau ini selalu tampak ribuan kalong beterbangan mengitari. Konon, itulah kalong jelmaan Prajurit Kerajaan Panjalu. Baca JugaSusi Pudjiastuti Minta OPM Lepaskan Kapten Philips Max Merthens Tanpa Syarat! Nusalarang atau Nusa Gede bisa disebut sebagai kompleks pemakaman raja-raja Panjalu dan keturunannya sampai Bupati Panjalu terakhir, Dalem Tjakranegara III. Selain terkait dengan misteri kalong, terdapa juga misteri bahwa terdapat sepasang harimau yang mendiami Kawasan Situ Panjalu. Harimau ini dikenal dikenal sebagai Bombang Larang dan Bombang Kencana. Kedua harimau tersebut memiliki nama yang terkenal di kalangan masyarakat Sunda sebagai "Maung Panjalu". Kedua harimau tersebut dianggap sebagai penjaga kawasan Panjalu, yang merupakan tempat yang dianggap suci bagi masyarakat setempat. Namun, yang menarik dari kisah Maung Panjalu adalah bahwa sebenarnya keduanya adalah manusia yang berubah menjadi harimau. Menurut cerita, Bombang Larang dan Bombang Kencana adalah cucu kembar dari Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran. Mereka lahir di Panjalu dan saat remaja, mereka berguru kepada orang sakti untuk mempelajari ilmu kebatinan. Saat ini, Kawasan Situ Panjalu menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik bagi masyarakat priangan timur. Kawasan Panjalu menawarkan keindahan alam yang menakjubkan, seperti pegunungan yang hijau, dan danau yang dapat menjadi tempat rekreasi keluarga. * Baca JugaAnies Dicap Antitesa Jokowi, Wasekjen NasDem Dia Akan Lanjutkan Hal Baik Di Era Jokowi Sumber

Asal kata Sanghyang Tikoro, Sanghyang atau sangiang (bahasa sunda) bisa di artikan sesuatu yang di anggap suci, seperti dalam kata sanghyang widi, berarti maha pencipta atau dewa.. Sementara tikoro bisa di artikan dalam bahasa Indonesia adalah tenggorokan, jadi makna paling mudah dicerna adalah dewa tenggorokan atau tenggorokan

Ciamis merupakan salah satu daerah potensial wisata di Jawa Barat. Oleh karena itu tidak heran, jika Ciamis memiliki banyak tempat wisata yang bisa dijadikan alternatif untuk mengisi waktu liburan. Salah satunya objek wisata Situ Lengkong yang berada di kecamatan Panjalu kabupaten Ciamis. ‘Situ’ dalam Bahasa Indonesia memiliki arti ‘danau’. Ketika kamu berkunjung kesini, kamu akan disuguhi dengan pemandangan danau yang begitu luas dan tenang dengan kondisi lingkungan sekitar yang masih terlihat asri dan indah. Sejak pandemi Covid-19 hadir di Indonesia, situ ini sempat tutup selama hampir 6 bulan terhitung sejak bulan Maret 2020. Namun pada akhir Agustus, objek wisata ini mulai dibuka kembali dengan menerapkan protokol kesehatan bagi para wisatawan yang hendak berkunjung. Objek wisata Situ Lengkong Panjalu berada di sebelah utara kota Ciamis. Jaraknya sekitar 35 km dari pusat kota. Jika menggunakan kendaraan pribadi, kamu memerlukan waktu tempuh sekitar satu setengah jam perjalanan. Petunjuk arah untuk menuju kawasan wisata ini cukup lengkap, namun jika kamu merasa kesulitan menemukannya, kamu bisa menggunakan aplikasi google map untuk menuju ke lokasi. Harga tiket yang ditawarkan untuk memasuki kawasan wisata Situ Lengkong ini sangat terjangkau, yakni sekitar Rp. per orang. Sedangkan untuk biaya tambahan, kamu harus menyiapkan untuk harga tiket parkir motor sekitar Rp. dan untuk mobil sebesar Rp. Tempat Ziarah di Situ Lengkong Panjalu Di tengah Situ Lengkong Panjalu, terdapat areal hutan seluas 57 hektare yang di dalamnya terdapat makam seorang ulama penyebar agama Islam di wilayah Panjalu, yaitu Prabu Hariang Kencana atau Borosngora atau Sayid Ali bin Muhammad bin Umar. Untuk menuju ke tempat ziarah, kamu harus menaiki perahu wisata dengan tarif Rp. per orang. Kamu tidak perlu khawatir jika perahu yang kamu temui sering terlihat penuh, sebab jumlah perahu disana diperkirakan ada banyak yaitu sekitar 22 perahu. Selain spot foto yang bertemakan danau dan alam yang masih asri, kamu juga perlu menyiapkan sejumlah uang jika hendak mengunjungi objek wisata ini, karena disini terdapat banyak warung souvenir yang menjual pernak-pernik dan oleh-oleh khas Panjalu yang sayang jika kamu lewatkan. Willy/Djavatoday

EyangPuspa Ligar (Situ Lengkong, Panjalu Ciamis) Kimandjang (Kalapa 3, Basisir Kidul) Eyang Andjana Suryaningrat (Gunung Puntang Garut) Gagak Lumayung (Limbangan Garut) Sri Wulan (Batu Hiu, Pangandaran Ciamis) Eyang Kasepuhan (Talaga Sanghiang, Gunung Ciremai) Aki manggala (Gunung Bentang, Galunggung)
Situ Lengkong atau Situ Panjalu berada di wilayah Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Kata situ’ berarti danau, sedangkan lengkong’ baca léngkong sendiri bermakna senada, yakni teluk bagian pinggir sungai besar, atau pelebaran di bagian belokan saluran air Kamus Basa Sunda Danadibrata. Danau ini berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas lebih kurang 67,2 hektar. Sebuah pulau bernama Nusa Larang atau Nusa Gede terletak di tengah-tengah danau tersebut. Asal-usul Situ Lengkong menurut cerita rakyat yang diwariskan seraca turun temurun dan berdasar pada Babad Panjalu, sebagaimana tercantum pada laman Wikipedia, menyatakan bahwa sebenarnya danau tersebut adalah 'danau buatan' atau hasil usaha manusia. Sejatinya, menurut cerita itu, tempat tersebut asalnya merupakan sebuah lembah yang mengelilingi bukit kecil bernama Pasir Jambu pasir berarti bukit, Basa Sunda, red. Bagaimana kisahnya sehingga lembah tersebut menjadi danau? Syahdan, ketika Sanghyang Borosngora, putra Raja Panjalu yang bernama Prabu Cakradewa, selesai berguru agama di Tanah Suci Mekah, maka ia pun pulang kembali ke kampung halamannya dengan membawa beberapa oleh-oleh atau cenderamata. Salah satunya, air zamzam yang diwadahi di dalam tampungan ajaib berbentuk gayung batok kelapa yang bagian bawahnya berlubang bolong. Wadah unik tersebut dinamakan gayung bungbas’. Gayung Bungbas atau Gayung Kerancang tersebut merupakan pemberian dari ayahandanya, yakni Prabu Cakradewa, Raja Panjalu. Wadah tersebut diserahkan kepada Sanghyang Borosngora bersama perintah untuk menuntut ilmu kesempurnaan sejati sebagai bekal sebelum melanjutkan tahta. Sebelumnya, Sanghyang Borosngora pernah berkelana menuntut berbagai ilmu kesaktian ke banyak tempat di nusantara, tetapi ternyata saat diuji di hadapan ayahandanya, ia diketahui memiliki rajah/tato ilmu kekebalan yang berasal dari Ujung Kulon. Kepemilikan ilmu tersebut dianggap tabu bagi keluarga kerajaan Panjalu karena bertentangan dengan 'ajaran karahayuan'. Maka Prabu Cakradewa menghukum’ anaknya dengan perintah menuntut ilmu sejati dan menetapkan tanda kelulusannya berupa mampu membawa air menggunakan Gayung Bungbas. Gayung itulah yang kemudian berisi air zamzam dan dibawa Sanghyang Borongora ketika pulang dari pengembaraan. Setibanya di Panjalu, air zamzam dari dalam Gayung Bungbas itu kemudian dikucurkan di sebuah lembah yang mengelilingi tempat bernama Pasir Jambu. Ajaib, karena kesaktiannya maka lembah tersebut berubah menjadi sebuah danau, sementara Pasir Jambu yang berada di tengah-tengahnya kemudian diberi nama Nusa Larang yang berarti Pulau Larangan atau pulau yang disucikan. Situ Panjalu. Foto © uce_hidayah. Keberadaan pulau Nusa Larang ini, jika diamati, senada seirama dengan penyebutan terhadap kota Mekah, yakni bermakna Tanah Haram’ atau tempat yang disucikan. Sebutan tersebut membawa konsekuensi berupa pembatasan atas akses masuk ke dalam kawasan. Terdapat ketentuan tentang siapa, kapan dan tatacara ketat yang mengaturnya. Tidak sembarang orang boleh masuk ke Nusa Larang dan tabu sekali melakukan pantangan di tempat tersebut. Nusa Larang pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu pada masa pemerintahan Sanghyang Borosngora. Pulau tersebut kemudian menjadi tempat peristirahatan terakhir jasad para pemimpin Kerajaan Panjalu, yakni Prabu Rahyang Kancana putera Sanghyang Borosngora, Raden Tumenggung Cakranagara III, Raden Demang Sumawijaya, Raden Demang Aldakusumah, Raden Tumenggung Argakusumah Cakranagara IV dan Raden Prajasasana Kyai Sakti. Hingga kini, Nusa Larang masih terus dikunjungi para peziarah karena keberadaan makam tokoh penyebar agama Islam yang dimuliakan dan menziarahinya diyakini akan membawa keberkahan.

Dewasaini Nusa Larang dan Situ Lengkong Panjalu menjadi obyek wisata alam dan wisata ziarah Islami utama di Kabupaten Ciamis dan selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah dari seluruh Indonesia terutama dari [[Jawa Timur]], apalagi setelah Presiden IV RI [[K.H. Abdurrahman Wahid]] atau [[Gus Dur]] diketahui beberapa kali berziarah di Nusa

Ciamis - Obyek Wisata Situ Lengkong di Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, akan direvitalisasi di tahun 2023. Revitalisasi itu akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Sumber Daya Air SDA.Diketahui, Situ Lengkong Panjalu merupakan destinasi wisata religi. Tempat ini banyak dikunjungi wisatawan dari luar daerah seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Situ Lengkong juga memiliki keindahan panorama alam, juga sebagai salah satu tempat bersejarah di Ciamis."Revitalisasi dimulai dari bulan Maret sampai Agustus 2023. Jadi Nanti Situ Lengkong Panjalu akan memiliki wajah baru sebagai destinasi wisata religi," ujar Kepala Dinas Pariwisata Ciamis Budi Kurnia melalui Kabid Destinasi Dian Udeng Kusdiana, Kamis 16/2/2023. Dian menyebut Dinas Pariwisata telah melaksanakan rapat terkait revitalisasi tersebut. Sosialisasi pun telah dilaksanakan kepada masyarakat Panjalu dan pihak lainnya. Revitalisasi Situ Lengkong dibagi menjadi 2 tahap dengan nilai DED sebesar Rp 30 miliar."Tahun ini tahap pertama untuk anggaran yang dikucurkan sebesar Rp 15 miliar," Lengkong Panjalu, Ciamis Foto Dadang Hermansyah/detikJabarPada tahap pertama ini yang akan dibangun adalah sarana yang berkaitan dengan wajah atau muka obyek wisata Situ Lengkong. Seperti gerbang, penataan sekitar lahan parkir, kios-kios, diorama, pembuatan kantor pengelola dan normalisasi Situ Lengkong."Tahapan yang dilakukan saat ini, dari hasil rapat sudah dilakukan lelang pengawasan supervisi. Kemudian dilanjutkan lelang fisik. Ini sedang berjalan. Pokja PBJ sudah menjelaskan bagaimana progres revitalisasi dilaksanakan," Pariwisata Ciamis tentunya sangat bersyukur Situ Lengkong Ciamis mendapat revitalisasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sehingga Situ Lengkong bakal menjadi salah satu wisata unggulan di Jawa Barat."Semoga setelah memiliki wajah baru dan menambah daya tarik, pengunjung yang datang ke Ciamis lebih meningkat. Ini merupakan gerbang wisata religi di Jabar. Pengunjung dari Jawa Timur dan Jawa Tengah bisa lebih banyak lagi datang ke Ciamis," pungkasnya. yum/yum

Secarageografis Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Majalengka terletak pada titik koordinat yaitu Sebelah Barat 108° 03' - 108° 19 Bujur Timur, Sebelah Timur 108° 12' - 108° 25 Bujur Timur, Sebelah Utara 6° 36' - 5°58 Lintang Selatan dan Sebelah Selatan 6° 43' - 7°44. Bagian Utara wilayah

Lokasi Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat 46264 Map Klik Disini HTM Buka Tutup – No. Telepon – Hal Menarik❤️Asal Mula ❤️Nusa Larang❤️Selalu Ramai❤️Upacara Adat❤️ Hal Menarik❤️ Ada banyak hal yang menarik yang bisa dikupas dari sebuah tempat wisata yang sering dikunjungi sobat traveller semua. Cerita tersebut bermacam-macam adanya. Biasanya, cerita mistis dan mitos yang mengiringi keindahan suatu tempat. Pulau Jawa adalah salah satu pulau yang masih mempercayai hal-hal yang berbau klenik dan mistis sebuah tempat wisata. Walaupun, tempat wisata tersebut sudah ramai dan banyak dikunjungi orang. Namun, cerita mistis yang berkembang tetap saja terus berkembang. Cerita itu menjadi sebuah kekuatan untuk lebih mempromosikan tempat wisata tersebut. Entah mengapa banyak orang yang selalu tertarik dengan cerita mistis yang seakan menjadi sebuah magnet dan sarana promosi yang paling ampuh. foto by Salah satu cerita mistis yang bersanding dengan mitos yang begitu kuat itu bernama Situ Lengkong Panjalu Ciamis. Sebuah Danau yang berada di daerah Jawa Barat. Keindahan kawasannya hampir menyaingi keseruan kisah yang berkembang di kalangan masyarakat. Asal Mula ❤️ Prabu Cakradewa adalah Raja dari Kerajaan Panjalu yang mempunyai anak bernama Sanghyang Borosngora. Sebelum naik tahta, Prabu Cakradewa menginginkan anaknya untuk menuntut ilmu agama sebanyak-banyaknya terlebih dahulu. foto by Prabu Cakradewa memberikan sebuah benda bernama Gayung Bungbas untuk anak kesayangannya itu. Sanghyang Borosngora diketahui menuntut ilmu kekebalan. Ilmu yang ternyata dianggap tabu di lingkungan kerajaan Panjalu. Karena ilmu kekebalannya itu Sanghyang Borosngora di usir dari istana. Demi kebaikan, Ayahandanya menyuruh anaknya tersebut menuntut ilmu ke mekkah dan memberi Gayung. Fungsi dari gayung adalah Sanghyang Borosngora harus membawa cendera mata air zam-zam. Sepulang dari tanah suci, Sanghyang Borosngora pun membawa air zam-zam di gayung pemberian Ayahnya. Air itu pun lantas, dikucurkan di sebuah lembah dimana lembah tersebut dikelilingi oleh Pasir Jambu. foto by Aneh bin ajaib, dimana pasir yang disirami dengan air tersebut berubah menjadi sebuah danau yang cukup luas dan indah. Keindahannya mampu membius setiap orang untuk berlama-lama di tempat ini. Begitulah sejarah Danau Situ Lengkong menurut legenda masyarakat sekitar. Nusa Larang❤️ Situ Lengkong Panjalu sudah ditetapkan sebagai cagar alam yang dimiliki oleh Ciamis. Penetapan tersebut sudah terjadi begitu sangat lama. Pada saat pemerintahan Jenderal Hindia Belanda. Pada Tanggal 21 Februari 1919. foto by Kawasan yang mempunyai luas kurang lebih 5 Hektar ini memiliki sebuah tempat bernama Nusa Larang. Adakah sobat Traveler yang tahu? Apakah itu Nusa Larang yang masih berhubungan dengan Sanghyang Borosngora? Nusa Larang adalah sebuah tempat Pasir Jambu atau bisa juga kalau sekarang dilihat adalah pulau kecil. Konon katanya, pulau kecil ini adalah pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu. Nusa Larang pun dahulu juga dipakai sebagai pusat penyebar agama islam di Panjalu. Nusa Larang berarti Tanah Terlarang yang diambil dari kota mekkah yang berarti kota yang disucikan. Nusa Larang menjadi tempat peristirahatan terakhir para piminan kerajaan Panjalu. Di Sini pula dimakamkan Prabu Hariang Kencana. foto by Selalu Ramai❤️ Makam keramat ini selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan yang berkunjung ke tempat yang juga menjadi situs tempat ziarah. Hanya saja, sering disalahgunakan sebagai tempat yang mendatangkan pesugihan. Salah satu tokoh yang menyebabkan Nusa Larang menjadi cagar budaya adalah Dr Sijfret Hendrik Koordres. Beliau adalah seorang ahli Botani yang menjadi pelopor mencatat berbagai jenis pohon yang berada di wilayah pulau jawa. foto by Dijadikannya Nusa Larang menjadi Cagar Alam merupakan sebuah hadiah yang sangat menyenangkan. Hasil dari kerja keras yang tiada henti. Memang, setiap orang yang tidak pernah kenal lelah akan menghasilkan apa yang diinginkannya. Sebagai sebuah Cagar Alam, Nusa Larang memiliki beragam jenis Flora yang enak untuk dilihat dan dipandang mata. Beberapa jenis Flora yang tumbuh di Nusa Larang adalah Kondang, Kileho, dan Kihaji. Tidak hanya Flora saja. Fauna pun tumbuh secara berdampingan menghadirkan sebuah pemandangan yang berbeda. Beberapa Fauna yang ikut berkembang di Nusa Larang adalah Tupai, Burung Hantu, Kelelawar. Serta masih banyak lagi jenis Fauna yang ada di sini. foto by Upacara Adat❤️ Selain keindahan danau dan berbagai macam kisahnya. Situ Lengkong Panjalu mempunyai salah satu daya tarik yang lain. Salah satu daya tarik itu adalah adanya sebuah upacara adat yang dilakukan dan menjadi agenda wajib masyarakat Panjalu. Upacara adat ini disebut dengan Nyangko. Masyarakat Panjalu biasanya melakukan upacara adat ini dengan membersihkan benda-benda pusaka yang di tempatkan di Bumi Alit. Biasanya, di laksanakan pada bulan Maulud di hari Senin atau Kamis akhir bulan. foto by Sebelum melakukan prosesi ini. Seluruh masyarakat Panjalu menyiapkan Beras Merah yang wajib di kupas dengan tangan, tidak di tumbuk. Beras Merah ini berfungsi untuk membuat Tumpeng dan berbagai macam sajen yang dilakukan tanggal 1 maulud. Benda pusaka akan diarak oleh keturunan Raja Panjalu. Biasanya, rombongan yang membawa benda pusaka ini memakai baju putih dan baju adat Sunda. Dengan menggunakan perahu mereka menyeberang menuju Nusa Larang dan dibawa di sebuah bangunan kecil. Diringi dengan menggunakan musik rebana dan sholawat. Di cuci dengan air yang diambil dari tujuh sumber mata air yang di tambah dengan jeruk nipis. Setelah di cuci benda-benda pusaka ini akan kembali dikembalikan di tempat pensucian Bumi Alit. foto by Upcara adat ini selalu rutin dilakukan. Bahkan sudah diwariskan secar turun-temurun. Masyarakat pun percaya dengan dilakukan upacara adat ini akan terhindar dari berbagai macam kejadian aneh. Entah mitos atau bukan, begitulah adanya. Situ Lengkong Panjalu adalah salah satu dari sekian banyak kisah dan cerita rakyat yang menjadi menarik. Salah satu tempat yang pas untuk menghabiskan waktu bersama dengan keluarga dan orang-orang yang dicintai. Menikmat danaunya yang begitu tenang. Si Gundul adalah nama Penanya, punya hobi jalan jalan, membaca, menulis dan mendengarkan musik adalah seorang penulis berasal dari Ungaran Kabupaten Semarang. Selain jadi Mahasiswa, Dia adalah salah satu penulis yang aktif mengunggah karya tulisnya di dan
. 80 178 357 439 227 217 93 27

misteri situ lengkong panjalu